DRAG BIKE, Umur
Minimal 13 tahun?
Masuknya
kelas skutik dalam kurun waktu 2 tahun belakangan ini di drag bike
membuat era baru pada balapan tersebut. Salah satu perubahan yang
cukup besar adalah soal banyaknya joki-joki kecil nan mungil yang
dipakai untuk memperkuat sebuah tim drag bike.
Tidak Tega
Alasannya cukup sederhana, dengan joki-joki bertubuh enteng plus motor berangka aluminium akan membuat skutik melesat cepat sampai garis finis. Tak ayal nama-nama seperti Hambali, Imam Ceper, M. Ramzi, Tony Cupank dan Hendra Kecil kerap mengisi podium kelas skutik.
Maraknya joki-joki mungil di Tanah Air sebenarnya juga imbas dari Thailand. Namun itu berangsur ditinggalkan, dengan alasan pemenang drag bike di sana akhirnya hanya didominasi 1 atau 2 orang saja.
Ketika drag bike semakin ramai, ada wacana bahwa balapan tersebut akan dimasukkan ke dalam kalender kejurnas PP IMI. Dengan wacana tersebut selain melanjutkan penerapan aturan bobot (110 kg untuk kelas sport dan 100 kg untuk bebek juga skutik), rencananya juga akan dimasukkan regulasi batasan umur joki drag bike.
“Kalau memang jadi masuk kalender kejurnas, kita akan coba merumuskan kembali aturan yang baku buat balapan tersebut. Salah satu aturan yang penting untuk diterapkan adalah soal batasan umur,” jelas Bambang Gunardi, biro olahraga PP IMI.
Rencananya joki-joki yang boleh ikut drag bike, umurnya dibatasi minimal 13 tahun. Hal tersebut tentunya berbeda dengan aturan balap road race kelas MP6, dimana umur pembalap hanya dibatasi maksimal 14 tahun.
Batasan umur perlu dilakukan, karena tingkat emosional anak-anak di bawah umur 13 tahun dinilai belum cukup untuk betot gas di drag bike. “Umur 10 tahun saja dan si anak sudah bisa naik motor sehari-hari, rasanya belum cukup umur buat jadi joki drag bike. Sebagai orang tua, juga enggak tega melihat anaknya yang masih belia mesti ikut balapan yang saat ini kompetisinya cukup bikin deg-degan,” aku Hendra Likun, orang tua joki drag Hendra dan Hendri Kecil.
Likun setuju dengan penetapan batas minimum untuk joki drag. Namun Bambang ‘Kapten’ Haribowo memilih untuk enggak setuju dengan aturan tersebut. “Drag bike merupakan balapan priofesional, kenapa mesti diatur-atur soal minimum umur jokinya. Kalau seperti itu, bisa-bisa balapan tersebut enggak akan berkembang,” kata pria yang duduk sebagai di biro olahraga IMI Jatim.
Hal senada juga dibilang pelaku drag bike seperti Denny Helen. Menurutnya di road race saja batasan umur pemulanya pakai ukuran maksimum 14 tahun sehingga banyak pembalap yang umurnya masih muda jadi ikutan. Enggak fair rasanya bila road race bisa diikuti pembalap muda, sementara drag bike enggak boleh.
Bila drag bike Tanah Air kiblatnya ke Thailand, maka aturan minimal umur enggak perlu diberlakukan. Pasalnya menurut Pop Taladnoi enggak ada aturan mengenai batasan umur di drag bike Thailand. “Aturan disini hanya berkutat pada bobot dan mesin saja. Drag bike salah satu olahraga otomotif yang dimininati kalangan bawah sampai atas. Bila digelontorkan regulasi minimum umur joki, dikhawatirkan akan membuat makin susah cari joki drag bike,” jelas pria yang jadi penasihat teknik tim TDR Racing saat berlaga di event drag bike Thailand.
Memang apa yang dikatakan Pop cukup beralasan. Pasalnya di Thailand enggak ada sistem join motor, jadi 1 joki untuk 1 motor. Sehingga dibutuhkan regenerasi joki yang cukup cepat. Pro kontra atas rencana pembelakuan sebuah aturan di balap nasional, sudah sering terjadi. Namun bila dilihat kebutuhannya, dengan diberlakukannya aturan minimum bobot oleh penyelenggara drag bike sudah bergeser keperluan untuk memiliki joki muda bertubuh enteng.
Lagian coba dilihat lagi, Hendra Kecil yang jadi buruan banyak orang buat jadi joki tim mereka umurnya sudah 13 tahun. Jadi seharusnya bukan sebuah masalah bila ada aturan minimal umur joki drag bike 13 tahun. Asal pemberlakukan aturannya disosialisasikan dan enggak dadakan.
Tidak Tega
Alasannya cukup sederhana, dengan joki-joki bertubuh enteng plus motor berangka aluminium akan membuat skutik melesat cepat sampai garis finis. Tak ayal nama-nama seperti Hambali, Imam Ceper, M. Ramzi, Tony Cupank dan Hendra Kecil kerap mengisi podium kelas skutik.
Maraknya joki-joki mungil di Tanah Air sebenarnya juga imbas dari Thailand. Namun itu berangsur ditinggalkan, dengan alasan pemenang drag bike di sana akhirnya hanya didominasi 1 atau 2 orang saja.
Ketika drag bike semakin ramai, ada wacana bahwa balapan tersebut akan dimasukkan ke dalam kalender kejurnas PP IMI. Dengan wacana tersebut selain melanjutkan penerapan aturan bobot (110 kg untuk kelas sport dan 100 kg untuk bebek juga skutik), rencananya juga akan dimasukkan regulasi batasan umur joki drag bike.
“Kalau memang jadi masuk kalender kejurnas, kita akan coba merumuskan kembali aturan yang baku buat balapan tersebut. Salah satu aturan yang penting untuk diterapkan adalah soal batasan umur,” jelas Bambang Gunardi, biro olahraga PP IMI.
Rencananya joki-joki yang boleh ikut drag bike, umurnya dibatasi minimal 13 tahun. Hal tersebut tentunya berbeda dengan aturan balap road race kelas MP6, dimana umur pembalap hanya dibatasi maksimal 14 tahun.
Batasan umur perlu dilakukan, karena tingkat emosional anak-anak di bawah umur 13 tahun dinilai belum cukup untuk betot gas di drag bike. “Umur 10 tahun saja dan si anak sudah bisa naik motor sehari-hari, rasanya belum cukup umur buat jadi joki drag bike. Sebagai orang tua, juga enggak tega melihat anaknya yang masih belia mesti ikut balapan yang saat ini kompetisinya cukup bikin deg-degan,” aku Hendra Likun, orang tua joki drag Hendra dan Hendri Kecil.
Likun setuju dengan penetapan batas minimum untuk joki drag. Namun Bambang ‘Kapten’ Haribowo memilih untuk enggak setuju dengan aturan tersebut. “Drag bike merupakan balapan priofesional, kenapa mesti diatur-atur soal minimum umur jokinya. Kalau seperti itu, bisa-bisa balapan tersebut enggak akan berkembang,” kata pria yang duduk sebagai di biro olahraga IMI Jatim.
Hal senada juga dibilang pelaku drag bike seperti Denny Helen. Menurutnya di road race saja batasan umur pemulanya pakai ukuran maksimum 14 tahun sehingga banyak pembalap yang umurnya masih muda jadi ikutan. Enggak fair rasanya bila road race bisa diikuti pembalap muda, sementara drag bike enggak boleh.
Bila drag bike Tanah Air kiblatnya ke Thailand, maka aturan minimal umur enggak perlu diberlakukan. Pasalnya menurut Pop Taladnoi enggak ada aturan mengenai batasan umur di drag bike Thailand. “Aturan disini hanya berkutat pada bobot dan mesin saja. Drag bike salah satu olahraga otomotif yang dimininati kalangan bawah sampai atas. Bila digelontorkan regulasi minimum umur joki, dikhawatirkan akan membuat makin susah cari joki drag bike,” jelas pria yang jadi penasihat teknik tim TDR Racing saat berlaga di event drag bike Thailand.
Memang apa yang dikatakan Pop cukup beralasan. Pasalnya di Thailand enggak ada sistem join motor, jadi 1 joki untuk 1 motor. Sehingga dibutuhkan regenerasi joki yang cukup cepat. Pro kontra atas rencana pembelakuan sebuah aturan di balap nasional, sudah sering terjadi. Namun bila dilihat kebutuhannya, dengan diberlakukannya aturan minimum bobot oleh penyelenggara drag bike sudah bergeser keperluan untuk memiliki joki muda bertubuh enteng.
Lagian coba dilihat lagi, Hendra Kecil yang jadi buruan banyak orang buat jadi joki tim mereka umurnya sudah 13 tahun. Jadi seharusnya bukan sebuah masalah bila ada aturan minimal umur joki drag bike 13 tahun. Asal pemberlakukan aturannya disosialisasikan dan enggak dadakan.
2 komentar:
kira-kira saya boleh daftar jadi joki drag gak ?
karena cita2 saya ingin jadi joki resmi.
kalau boleh hbungi saya ke nomer ini ; 083114656137
saya ingin mnekuni dan belajar di bidang joki,tolong konfirmasinya.
TTL : 01-06-1993
Saya kira kira bisa gakk jadi joki bosen joki liar mulu sekali kali resmilah. :D kalo bolehh chat me (Y)
Posting Komentar